PONDOK PESANTREN PUTRI AL LATHIFIYYAH I BAHRUL ‘ULUM TAMBAKBERAS JOMBANG LADANG UNTUK MENCIPTAKAN GENERASI MUSLIMAH YANG TERAMPIL DALAM BERORGANISASI DAN BERMASYARAKAT
Dibuat guna memenuhi tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian
Dosen Pembimbing
Moh. Khozin, S.Ag., M.SI
Disusun Oleh:
T a s n i m
NIM : 2008.01.0646
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BAHRUL ‘ULUM
TAMBAKBERAS JOMBANG
2011
A.LATAR BELAKANG MASALAH
Aset paling berharga suatu bangsa adalah terletak pada generasi mudanya. Mereka nantinya akan mengemban amanat untuk meneruskan perjuangan dan pembangunan demi kemajuan bangsa. Karena itu perlu adanya pembinaan yang terarah dan terpadu dalam mengemban amanat umat.
Dengan adanya tujuan ini maka dituntut untuk menggugah gairah belajar dengan memegang erat nilai-nilai moral sesuai dengan prinsip pembangunan yang nantinya diharapkan tidak hanya menjadi penonton saja tapi menjadi pemain unggul dalam persaingan di era globalisasi ini.
Pondok pesantren sebagai salah satu Islamic land education hingga saat ini masih diakui eksistensinya dalam menempa generasi bangsa yang berdedilkasi tinggi dalam segi moral maupun mental. Sehingga pesantren dituntut mampu mencetakgenerasi bangsa yang handal dan berbasis Islam. Generasi yang mampu berkiprah secara ikhlas dan penuh kemantapan dalam beramal dan berjuang dalam masyarakat.
Mengingat hal itu Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang sebagai lembaga pendidikan Islam perlu mengupayakan keinginan tersebut untuk meneruskan dan meningkatkan sumber daya manusia yang bermutu tinggi sehingga dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan dengan bekal IPTEK dan IMTAQ guna terciptanya masyarakat yang adil dan makmur.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian terhadap santri masih dalam proses mempersiapkan mental dirinya dalam kesiapan dakwah. Kesiapan dakwah dalam hal ini, siap dan terampil dalam berorganisasi dan bermasyarakat tentunya. Untuk mengetahui pendapat peneliti itu, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang ladang untuk menciptakan generasi muslimah yang terampil dalam berorganisasi dan bermasyarakat.
B.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah jiwa ketrampilan berorganisasi dan bermasyarakat telah ditumbuhkan pada santri kelas XII tingkat SLTA Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang?
C.TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui apakah jiwa ketrampilan berorganisasi dan bermasyarakat telah ditumbuhkan di Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
D.KEGUNAAN PENELITIAN
1.Untuk tugas akhir mata kuliah Metodologi Penelitian
2.Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang penalaran ilmiah dan tulis menulis.
3.Untuk menjadikan bahan informasi bagi para pembaca atau bagi yang memerlukan.
E.KAJIAN PUSTAKA
1.Pengertian Pondok Pesantren, Organisasi, dan Masyarakat.
Kata pondok berasal dari bahasa arab funduq yang artinya ruang tidur, asrama atau wisma sederhana, karena pondok memang sebagai tempat penampungan sederhana dari para pelajar/santri yang jauh dari tempat asalnya. Menurut Manfred dalam Ziemek (1986) : “kata pesantren berasal dari kata santri yang diimbuhi awalan pe- dan akhiran -an yang berarti menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri.” Secara sederhana pesantren dapat diartikan sebagai lembaga pendidikan yang mengajarkan ilmu agama Islam. Dalam pondok pesantren terdapat beberapa komponen, diantaranya : Kyai, sebagai pimpinan pondok pesantren, santri yang bermukim di pondok dan belajar pada kyai, Asrama, sebagai tempat tinggal para santri, serta pengajian sebagai bentuk pengajaran kyai terhadap santri, masjid sebagai pusat kompleksitas kegiatan pondok pesantren.
Sedangkan pengertian organisasi dari sebagian para ahli berpendapat , jika ditinjau dari segi etimologis (Bahasa) adalah berasal dari kata “organ” yang berarti susunan badan manusia yang terdiri dari berbagai bagian menuju satu tujuan. Jika ditinjau dari terminology (Istilah) sebagaimana yang dikemukakan oleh James D Mooney : “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama”. Maksudnya Organisasi merupakan suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi lewat hirarki otoritas dan tanggungjawab. Telah dijelaskan oleh Schein bahwa: “Karakterisitik organisasi meliputi : memiliki struktur, tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain untuk mengkoordinasikan aktivitas di dalamnya”. Dalam hal ini istilah berorganisasi, merupakan proses kerja sama antar dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan bersama .
Selanjutnya Istilah Masyarakat berasal dari akar kata Arab syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi. Dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal dari kata Latin socius, yang berarti kawan. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt : “Masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok/kumpulan manusia tersebut.” Kesimpulannya, manusia yang memiliki keinginan untuk menyatu dengan sesamanya serta alam lingkungan di sekitarnya dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan serta ingin memberi reaksi dan melakukan interaksi terhadap lingkungannya dengan menggunakan Pola interaksi sosial yang dihasilkan oleh hubungan yang berkesinambungan antara manusia satu dengan manusia lainnya inilah yang dimaksud dengan bermasyarakat.
2.Korelasi Pondok Pesantren, Organisasi, dan Masyarakat.
Secara subtansional, pesantren merupakan institusi keagamaan yang tidak mungkin bisa dilepaskan dari masyarakat. Pesantren tumbuh dan berkembang dari dan untuk masyarakat. Santri yang berada di pesantren adalah dari masyarakat yang nanti pada akhirnya keluar untuk masyarakat pula. Santri yang berada di pesantren di gembleng berbagai macam ilmu, khususnya ilmu agama, ini sebagai bekal nanti ketika mereka telah keluar dari pesantren. Agar mereka mampu mengabdikan dirinya mengembangkan dakwah islam kepada masyarakat dan menjadikan masyarakat menjadi masyarakat yang berkeadaban, mandiri dan sejahtera yang sesuai dengan nilai dan ajaran islam.
Dakwah Islam bisa dilakukan dalam bentuk formal maupun non formal. Bentuk formal inilah yang mengaitkan antara pesantren, masyarakat, dan organisasi. Misalnya dakwah Islam dalam bentuk organisasi NU secara umum dan khususnya pada Jamiiyyah tahlil, manaqib, dsb. Dalam organisasi tersebut sudah pasti terdapat berbagai macam komponen yang menjadi satu dalam satu kesatuan. Dalam organisasi inilah santri bisa mempraktekan ilmu yang mereka peroleh di pondok untuk berdakwah kepada sesamanya juga kepada masyarakat sekitar. Bentuk organisasi tidak hanya ber lebel islam saja, misalkan pada suatu perusahaan ataupun hal kecil misalnya karang taruna. Dalam hal ini santri lebih dituntut berdakwah ekstra dibanding dalam lebel Islam, karena keheterogenan kepercayaan yang mungkin menjadi prioritas utama dalam dakwah ekstra tersebut.
3.Pesantren sebagai basis pengembangan SDM dalam Menghadapi Era Globalisasi.
Keberadaan pondok pesantren di Indonesia merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari sistem pendidikan nasional. Selama ini pengembangan pendidikan pesantren sering kali luput dari perhatian pemerintah. Padahal, pesantren telah banyak melahirkan para ulama serta tokoh-tokoh yang membantu tercapainya kemerdekaan bangsa Indonesia. Di tengah pergulatan masyarakat informasional, pesantren ‘dipaksa’ memasuki ruang kontestasi dengan institusi pendidikan lainnya, terlebih dengan sangat maraknya pendidikan berlabel luar negeri yang menambah semakin ketatnya persaingan mutu lulusan (out-put) pendidikan. Kompetisi yang semakin ketat itu, mendorong institusi pesantren untuk mempertaruhkan kualitas out-put pendidikannya agar tetap unggul dan tetap menjadi pilihan masyarakat, terutama umat Islam. Ini mengindikasikan, bahwa pesantren perlu banyak melakukan pembenahan internal dan inovasi baru agar tetap mampu meningkatkan mutu pendidikannya.
Dewasa ini pesantren berhadapan dengan arus globalisasi dan modernisasi yang ditandai dengan cepatnya laju informasi dan teknologi. Akibatnya, pesantren harus “mau” melakukan perubahan format, bentuk, orientasi dan metode pendidikan dengan catatan tidak sampai merubah visi, misi dan orientasi pesantren. Artinya, perubahan tersebut hanya pada sisi luarnya saja, sementara pada sisi dalam (ruh, semangat, pemahaman keagamaan, nilai-nilai, tradisi dan ideologi pesantren) masih tetap dipertahankan.
Eksistensi pondok pesantren dalam menyikapi perkembangan zaman, tentunya memiliki komitmen untuk tetap menyuguhkan pola pendidikan yang mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang handal, kekuatan otak (berpikir), hati (keimanan), dan tangan (keterampilan), merupakan modal utama untuk membentuk pribadi santri yang mampu mengikuti perkembangan zaman. Dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks di lingkungan masyarakat, maka pesantren harus berani tampil dan mengembangkan dirinya sebagai pusat pendidikan unggulan. Pesantren tidak hanya mendidik santri agar memiliki ketangguhan jiwa, jalan hidup yang lurus, budi pekerti yang mulia, tetapi juga dibekali dengan berbagai disiplin ilmu.
Untuk mencapai tujuan di atas, para santri harus dibekali nilai-nilai keislaman yang terintegrasi dengan ilmu-ilmu modern. Pembekalan ilmu-ilmu modern dapat ditempuh dengan mempelajari tradisi ilmu pengetahuan agama dan penggalian dari teknologi ketrampilan umum dengan menjadikan al-Qur’an dan al-Sunnah sebagai sumber inspirasi dan rujukan awal.
4.Profil dan Peranan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang dalam Menumbuhkan Jiwa Ketrampilan Berorganisasi dan Bermasyarakat.
a.Profil Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
Pondok Pesantren putri al lathifiyyah I bahrul ‘ulum tambakberas jombang merupakan pondok pesantren putri yang pertama kali berdiri dilingkungan PPBU. Keberadaannya terjadi pada awal abad ke-20. hal ini terjadi pada masa Nyai Lathifah aktif membantu kyai Hasbullah dalam menangani Pondok Pesantren Tambakberas. Nyai Lathifah pada waktu itu hanya mengajar kurang lebih 15 orang dari masyarakat sekitar Tambakberas. Setelah Kyai Hasbullah wafat tongkat kepemimpinan pondok pesantren tambakberas dilanjutkan oleh putranya, yaitu KH. Wahab Hasbullah.
Sekitar tahun 1942 Nyai Lathifah wafat, kemudian kiprahnya digantikan oleh menantu beliau, yakni istri Kyai Wahab Nyai Rohmah. Beliau membangun beberapa kamar yang pada akhirnya dinamakan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah dengan dicetuskannya pesantren tambakberas menjadi Pondok Pesantren Bahrul ‘Ulum Tambakberas oleh Kyai Wahab. Lokasi pondok ini bertempat disebelah utara ndalem kasepuhan. Setelah meninggalnya Nyai Wahab, kepengasuhan Al Lathifiyyah dipegang oleh putra-putri juga menantunya. Pengasuh utamanya adalah Nyai Hj Machfudloh Aly Ubaid.
Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang dibangun dalam 2 halaman. Pada halaman utama pondok terdapat mushola, koperasi, ruang guru, pos kesehatan, aula, kantor pondok, kamar mandi tamu, dan terdapat 4 ribath, Al Hidayah 5 kamar, Al Wahabiyyah, Ar Rohmah dan Al Hikmah masing-masing 4 kamar. Pada halaman belakang, terdapat perpustakaan, ruang komputer, ruang ketrampilan, ruang makan yang juga ruang TV, dapur pondok, kantin, wartel, jemuran, lapangan olahraga, dan 5 ribath, yaitu : Al Layyinah 4 kamar lengkap dengan 3 kamar mandi, As Sa’diyyah 4 kamar, Al Istiqlal dan Al Khoiriyyah masing-masing 7 kamar. Terdapat pula kamar mandi umum yang jumlahnya 24 dan 7 WC.
b.Peranan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang dalam Menumbuhkan Jiwa Ketrampilan Berorganisasi dan Bermasyarakat
Disamping adanya pendidikan Madrasah Diniyah (MADIN) di Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang yang baru berdiri pada tahun 2005, karena dulunya program pendidikannya adalah klasikal. Terdapat juga pengajian kitab kuning dengan sistem sorogan dan wethon, Madrasah Al qur’an, pendidikan ASWAJA, kursus 2 bahasa (arab dan inggris) dan juga kaligrafi. Untuk menghasilkan lulusan yang nantinya bisa berkompeten dalam masyarakat Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang juga terdapat beberapa program kegiatan yang menunjang, seperti Jamiyyatul quro’, pengaderan banjari, pengaderan qosidah, Bina Kader Da’iyyah (BKD), Pesantren Kilat, Penataran TPQ, Gema Musabaqoh Al qur’an (GMQ), bahtsul kutub, organisasi Daerah (ORDA), senam, lomba-lomba, penyuluhan kesehatan dan pelatihan-pelatihan, seperti : kepemimpinan, Jurnalistik, Dekorasi, Master of Ceremony (MC), Moderator, persidangan. Kegiatan pondok inilah diatur sepenuhnya oleh pengurus, yang mendapat pengawasan, pengarahan juga bimbingan dari pengasuh dan pembimbing. Dalam susunan personalia organisasi Pondok Pesantren putri al lathifiyyah I bahrul ‘ulum mempunyai 4 sesepuh, 7 pengasuh, 6 pembimbing dan 72 pengurus. Kesemuanya punya peranan sangat penting dalam tatanan pondok.
F.Metode Penelitian
1.Rancangan Penelitian
Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis akan memberikan gambaran mengenai rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan juga dalam pelaksanaan penelitian.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dalam penelitian ini berupa penelitian korelasional analisis.
Adapun lokasi penelitian yaitu di lembaga pendidikan Islam, tepatnya di Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah 1 Tambakberas Jombang, Adapun rencana proses penelitian yang akan penulis ambil adalah :
a.Mengadakan pertemuan dengan Pengasuh, pembimbing dan pengurus P.P.P Al Lathifiyyah 1, yang akan dilanjutkan wawancara dengan mereka.
b.Memberikan soal-soal tes kepada para santri kelas akhir.
Suatu penelitian agar dapat di operasionalkan dan dapat diteliti secara empiris, perlu adanya variabel. Variabel adalah karakter dari unit observasi yang mempunyai variasi atau segala sesuatu yang dijadikan objek penelitian.
Adapun penelitian ini, variabelnya sebagai berikut:
Variabel Bebas (X) adalah: Peranan Pondok Pesantren
Variabel Terikat (Y) adalah: Generasi Muslim yang terampil berorganisasi dan bermasyarakat.
Keterangan :
X : Bagaimana intensitas program kerja P.P.P Al Lathifiyyah 1 Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
Y : Bagaimana Kesiapan santri untuk beroganisasi dan bermasyarakat.
r : Adakah pengaruh intensitas program kerja dan kesiapan santri untuk berorganisasi dan bermasyarakat.
2.Populasi dan Sampel
Pengertian populasi yaitu sejumlah subjek yang akan diteliti sedangkan sample adalah sebagian dari populasi yang dimiliki sifat yang sama dengan populasi. Populasi dalam penelitian ini seluruh santri kelas akhir tingkat SLTA P.P.P Al Lathifiyyah 1 Bahrul ‘Ulum Tambakberas Jombang.
Adapun teknik yang penulis gunakan dalam pengambilan sample adalah Quota Random Sampling artinya pengambilan sample dilakukan dengan cara acak. Dengan teknik ini setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sample.
Dan kemudian dilanjutkan dengan Langkah mengelompokan sample menjadi kelompok santri yang memiliki kesiapan tinggi, sedang dan rendah.
G.DAFTAR PUSTAKA
-A’la Abd, Pembaharuan Pesantren, Yogyakarta : Pustaka Pesantren, 2006
-Bawani Imam, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam (Study Tentang Daya Tahan Pesantren Tradisional), Surabaya : Al Ikhlas, 1993.
-Nurcholis Madjid, Tradisi Islam Peran dan Fungsinya dalam Pembangunan di Indonesia, Jakarta : Paramadina, 1997
- _________, Album Kenangan Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum (Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum ), Jombang, 2009.
-_________, Project Proposal Peringatan Rojabiyyah 1430 H Pondok Pesantren Putri Al Lathifiyyah I Bahrul ‘Ulum, Jombang, 2009.
-Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1996.
-http://hmti.wordpress.com/2008/02/22/definisi-dan-pengertian-organisasi.
-http://darulhikmah.blogspot.com/2008/05/pengertian-dan-tipe-pesantren.html
-http://id.shvoong.com/social-sciences/education/1931282-pengertian-organisasi/
-http://organisasi.org/pengertian-masyarakat-unsur-dan-kriteria-masyarakat-dalam-kehidupan-sosial-antar-manusia
-http://khofif.wordpress.com/2009/01/21/definisi-organisasi.
-http://mybloglenterahati.blogspot.com/2009/03/pesantren-dalam-tantangan-global.html
0 komentar: